BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Musik dapat menjadikan orang merasa
senang, gembira dan nyaman. musik secara aktif berpengaruh pada perkembangan
mental dan fisiologis otak. Kegiatan ini membantu pembentukan jalur-jalur saraf
yang berhubungan dalam otak dan dengan cara mendorong terbentuknya hubungan
antarsel otak. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan mental dan fisik
seseorang. Musik juga dapat membantu kita merasa bertenaga, percaya diri,
mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stres serta mengurangi
rasa takut dan cemas.
Musik harus dikenalkan sedini mungkin pada anak bahkan
sejak dalam kandungan anak sudah dirangsang dengan jenis musik yang dapat
mengembangkan kecerdasan anak yaitu jenis musik klasik. Memperdengarkan musik
atau suara lain yang menyenangkan bagi bayi yang masih dalam kandungan ternyata
bisa menstimulasi sistem pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada
respons mereka terhadap musik dan suara-suara lain setelah mereka lahir.
I.2
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang
ingin dikupas diantaranya adalah :
1.
Apakah Hakikat musik itu?
2.
Bagaiman Pengaruh musik terhadap
kecerdasan kognitif?
3.
Bagaiman Pengaruh musik terhadap
kecerdasan emosi?
4.
Bagaiman Peran musik di paud?
5.
Apa saja Contoh fenomena di masyarakat?
I.3
Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini
diharapkan dapat mengetahui dan menjelaskan :
1.
Hakikat musik
2.
Pengaruh musik terhadap kecerdasan
kognitif
3.
Pengaruh musik terhadap kecerdasan emosi
4.
Peran musik di paud
5.
Contoh fenomena dimasyarakat
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1
Hakikat Musik
Saat
mulai belajar tentang musik sama dengan saat mulai belajar apa saja. Musik
adalah wadah segala jenis pendidikan kanak-kanak. Hal itu muncul secara alami
menjadi kebutuhan kanak-kanak. Menurut Allegory of musik karya Lorenzo
Lippi, musik adalah bunyi yang diterima
oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera
seseorang.
Menurut Aristoteles (Wikipedia
Indonesia, copyright @ 2006, www. Google.com). musik yaitu mempunyai kemampuan
mendamaikan hati yang gundah, jiwa patriotisme. Mendengarkan musik dapat
membantu mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat mencurahkan
perasaan yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan lirik musik
yang sedih maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.
II.2
Pengaruh Musik terhadap Kecerdasan Emosi
Masa kanak-kanak adalah masa yang
paling menakjubkan, semua dasar-dasar pertumbuhan berkembang pada masa ini.
Musik bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang dapat mengungkapkan pikiran
dan perasaan. Dapat berwujud pernyataan atau pesan dan memiliki daya yang dapat
menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan. Musik melalui nyanyian dapat
menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan perasaan tertentu seperti rasa senang,
lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat berkaitan dengan perkembangan emosi,
perkembangan psikomotorik anak juga dapat berkembang melalui musik, misalnya
pada saat anak senam.
Kemampuan anak dalam mengungkapkan
pikiran melalui nada, emosi (rasa) dan gerak dapat dikembangkan melalui musik.
Pada hakekatnya musik merupakan bahasa nada karena musik dapat didengar,
dikomunikasikan melalui nada. Musik juga merupakan bahasa emosi karena dapat
mengungkapkan perasaan tertentu seperti senang, lucu, haru atau kagum. Melalui
gerakan nyanyian/musik memiliki bahasa gerak, karena musik memiliki birama
(ketukan tetap dan teratur), irama (panjang pendek bunyi) dan metodi (tinggi
rendah nada). Menurut Siegel (1999)
ahli perkembangan otak, mengatakan bahwa musik dapat berperan dalam proses
pematangan hemisfer kanan otak, walaupun dapat berpengaruh ke hemisfer
sebelah kiri, oleh karena adanya cross-over dari kanan ke kiri dan
sebaliknya yang sangat kompleks dari jaras-jaras neuronal di otak.
Kehalusan
dan kepekaan seseorang untuk dapat ikut merasakan perasaan orang lain,
menghayati pengalaman kehidupan dengan “perasaan”, adalah fungsi otak kanan,
sedang kemampuan mengerti perasaan orang lain, mengerti pengalaman dengan rasio
adalah fungsi otak kiri.
Kemampuan mengelola emosi merupakan
kemampuan seseorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri sehingga tidak
meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara wajar. Misalnya
seseorang yang sedang marah maka kemarahan itu tetap dapat dikendalikan secara
baik tanpa harus menimbulkan akibat yang akhirnya disesali di kemudian hari.
Kepekaan akan rasa indah timbul
melalui pengalaman yang dapat diperoleh dari menghayati musik. Kepekaan adalah
unsur yang penting guna mengerahkan kepribadian dan meningkatkan kualitas
hidup. Seseorang memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka maka ia
akan dapat mengambil keputusan-keputusan secara mantap dan membentuk
kepribadian yang tangguh. Kemampuan motivasi adalah kemampuan untuk memberikan
semangat kepada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat.
Dalam hal ini terkandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi,
sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu,
misalnya dalam hal belajar. Seperti apa yang kita cita-citakan dapat diraih dan
mengisyaratkan adanya suatu perjalanan yang harus ditempuh dari suatu posisi di
mana kita berada ke titik pencapaian kita dalam kurun waktu tertentu.
Kemampuan
membina hubungan bersosialisasi sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi
orang lain. Evelyn Pitcer dalam Kartini (1982) mengatakan musik membantu remaja
untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan sosial dan
perkembangan terhadap emosional mereka.
Kecerdasan emosional perlu dikembangkan karena hal
inilah yang mendasari keterampilan seseorang di tengah masyarakat kelak,
sehingga akan membuat seluruh potensi anak dapat berkembang secara lebih
optimal.
Proses mendengar musik merupakan
salah satu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman emosional. Emosi
yang merupakan suatu pengalaman subjektif yang inherent terdapat pada setiap
manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari
interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan
perkembangannya melalui musik sejak masa dini.
Musik digambarkan sebagai salah satu
“bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing,
variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan
komponen-komponen emosi manusia.
Musik Lingkungan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan emosi anak. Salah satunya peran orang tua di dalam
keluarga akan membentuk “cetakan” emosi seorang anak yang akan berpengaruh
besar pada perilakunya sehari-hari. Gaya pengasuhan yang berbeda pada setiap
orang tua akan mempengaruhi kepribadian anak. Gaya pengasuhan yang baik adalah
orang tua yang pemurah – permisif. Gaya ini disebut pemurah dan permisif karena
orang tua yang tergolong demikian adalah orang tua yang memberikan kebebasan
kepada anak untuk bergerak, tidak terlalu banyak menuntut atau melarang anak.
Orang tua yang pemurah permisif adalah orang tua yang hangat, suka merawat dan
terlibat dengan anak, tetapi tidak mengontrol anak walaupun tidak terlalu
ketat. Belajar musik merupakan kegiatan yang positif bagi anak. Kegiatan ini
mampu mengasah kemampuan fisik, mental sekaligus kepekaan emosi sesorang anak
secara seimbang.
Untuk kesiapan fisik anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang
tua.
1.
Instrumen musik didesain sesuai dengan ukuran anak.
Apakah alat musik terlalu berat, terlalu besar atau terlalu banyak menuntut
energi fisik bagi anak.
2.
Memperhatikan ciri-ciri fisik anak lebih cocok dengan
instrumen tertentu.
3.
Mengenali anak apakah anak menyenangi atau membenci
sensasi yang ditimbulkan oleh alat musik yang dimainkannya.
Orang tua harus memperhatikan
kondisi emosi dan perilaku anak. Misalnya, anak yang sangat aktif (hampir tidak
bisa diam) tentunya anak akan lebih siap dan cocok apabila belajar drum
daripada bola. Sebaliknya anak yang pendiam dan tidak suka ribut akan lebih
senang mendengar suara biola daripada terompet. Untuk anak yang lebih suka
bekerja sendiri, pilihlah instrumen yang soliter seperti gitar atau piano.
Orang tua berperan sangat aktif selain terus menerus mendorong serta memotivasi
anak-anak, orang tua bertindak sebagai pemberi inspirasi dan pelatih ketika
anak-anak belajar memainkan alat musik pilihan.
Yang harus diperhatikan orang tua
untuk mengembangkan dan memperkuat harga diri anak yang positif.
a.
Memanfaatkan setiap kesempatan untuk menciptakan
harmoni.
b.
Mendorong anak untuk mandiri.
c.
Mengupayakan keseimbangan.
d.
Mengizinkan anak untuk memilih musik yang ingin
didengar dan orang tua jangan terlalu mengatur.
Mendengarkan
musik sebagai jembatan antar generasi. Anak mengungkapkan isi dan pesan musin
melalui nada, rasa dan gerak. Namun hal itu baru dapat dilakukan dengan baik
apabila anak memperoleh pengalaman musik secara langsung. Pengalaman musik
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dasar musik anak. Oleh karena itu,
orang tua memegang peranan penting untuk meningkatkan kemampuan dasar musik
seorang anak.
II.3
Peran Musik di PAUD
·
Menurut Kamtini dan Tanjung ( 2005)
peran musik diantaranya:
1. Media
ekspresi atau ungkapan perasaan dan isi hati
Contoh
: anak melompat saambil bernyanyi (lagu ciptaan sendiri) ketika hatinya senang
dan bayi menangis sesaat setelah dilahirkan.
2. Media
komunikasi
Contoh
: pukulan kentong dan bedug dimasjid, lagu yang mengandung pesan ajakan
3. Media
bermaian, J. Huizinga (1952) mengantakan bahwa manusia adalah makhluk bermain (
homo ludes ).
Contoh
: tari dan nyanyian anak-anak umumnya mengandung permainan, tarian dan nyanyian
yang menirukan tingkah laku binatang, tumbuhan dan benda alam lain mengandung
sifat bermain.
4. Media
berfikir kreatif
Guru harus terus menerus memberi berbagai
ppengalaman belajar pada murid agar mampu memecahkan masalah dan kreatif, salah
satu cara yaitu melalu pembelajaran seni :
Tari
permainan anak, lagu yang responsorial ( bersautan).
5. Media
pengembangan bakat/kemampuan yang dimiliki anak dengan mengamati atau melakukan
( menari/menyanyi ).
·
Ciri-ciri siswa dengan kecerdasan musik
diantaranya:
1. Biasanya
mempunyai kemampuan yang baik dalam bidng musik (lagu, bermain musik,
bernyanyi).
2. Mengekspresikan
dirinya melalui nyanyian, lagu, musik.
3. Biasanya
berfikir dalam kerangka suara, ritme dan pola-pola lagu.
4. Biasanya
reaksi spontan mereka pada musik baik mengakpresiasi, atau mengkritisi apa yang
didengarnya.
5. Amat
sensitif atau peka terhadap suara dilingkungannya, misalnya: suara jangkrik, tetesan
air, gema risik daun, dll.
·
Cara mengembangkan kecerdasan musikal
1. Mainkan
permainan musikan bersama teman-teman.
2. Buatlah
koleksi rekaman musik favorit dan dengarkan secara teratur
3. Ikutilah
pelajaran musik formal untuk mempelajari alat musik tertentu.
4. Luangkan
waktu selama satu jam setiap minggu untuk
5. Ikutilah
kursus apresiasi musik atau teori musik. Biasakan untuk belajar, bekerja, atau
makan dengan diiringi musik, pada waktu yang biasanya tenang
6. Adakah
diskusi tentang musik bersama teman-teman
7. Cari
kembali musik kegemaran sendiri.
8. Karanglah
lagu ciptaan sendiri
9. Lakukan
semua dengan komunikasi dengan keluarga atau teman selama satu dua jam dengan
bernyanyi.
10. Pelajarilah
program pelatihan musik khusus.
II.4
Contoh Kasus
Pengaruh Musik Orang Dewasa
Terhadap Mental Anak Usia Dini.
Pada
dasarnya musik sangat baik perannya untuk anak usia dini yaitu sebagai media
mengekspresikan dirinya, tetapi menjadi sangat disayangkan ketika anak lebih
menyukai musik-musik atau lagu-lagu orang dewasa. Anak cenderung mudah
menghafal lirik-lirik lagu orang dewasa yang seharusnya belum saatnya untuk
diperdengarkan pada anak usia dini, akibatnya anak memiliki pola pikir yang
yang tidak sesuai dengan usianya. Banyak dijumpai ketika anak-anak ditanya
mengenai hal-hal dasar seperti contohnya
nama walikota daerah sendiri anak banyak tidak tahu atau justru cenderung acuh,
berbeda ketika anak-anak ditanya mengenai penyanyi lagu yang sedang ngetrend
akhir-akhir ini dengan lantang mereka dapat menjawab.
Hal
ini menjadi keprihatinan bagi kita yang merupakan calon pendidik untuk tanggap
akan kondisi tersebut. Berangkat dari hal yang sederhana seorang pendidik
baiknya mengenalkan/ mengajarkan pada anak didiknya lagu anak-anak atau lagu
yang sesuai dengan usia yang dipadukan dengan permainan yang menarik, sehingga
anak menjadi antusias dan tertarik untuk lebih menyukai lagu-lagu yang memang
sesuai dengan usianya.
Namun
tidak lepas dari peran keluarga khususnya orangtua yang memang menjadi pendidik
utama untuk mengenalkan lagu yang lebih mendidik kepada anaknya. Guru disekolah
hanyalah sebagai fasilitator yang melanjutkan dari peran orangtua. Jadi sebagai
orang tua perlu memilah dan memilih tontonan dan lagu yang sesuai dengan usia
anak.
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Masa
kanak-kanak adalah masa yang paling penting, semua dasar-dasar pertumbuhan
berkembang pada masa ini. Musik bagi anak dapat berperan sebagai wahana yang
dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dapat berwujud pernyataan atau pesan
dan memiliki daya yang dapat menggerakkan hati, berwawasan citarasa keindahan.
Musik melalui nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan perasaan
tertentu seperti rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat
berkaitan dengan perkembangan emosi, perkembangan psikomotorik anak juga dapat
berkembang melalui musik.
Namun
dalam memahami perkembangan musik serta lagu-lagu dijaman ini perlu adanya
pengawasan terhadap anak, supaya tidak terpengaruh dengan musik atau lagu-lagu
orang dewasa serta tidak mengganggu perkembangan mental anak. Sehingga perlu
adanya kerjasama antara orangtua dengan guru untuk bersama-sama mengenalkan dan
mengajarkan lagu yang lebih mendidik pada anak sejak usia dini.
III.2 Daftar
Pustaka
http://www.utarirismi.140129.blogspot.com diakses 9
Mei 2015
http://www.herigunarto.blogspot.com diakses 10
Mei 2015
Maria, Ana. 2009. Kercedasan Musik. Yogyakarta: Tugu
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar