Dosen Pengampu :
Ratna Wahyu Pusari, M.Pd,Yanuaria Eka Sari / 14150032
1.
Jelaskan dan
sebutkan lima aspek bahasa, berikan masing-masing teori dan contohnya minimal 2
!
Jawab
:
a.
Phonetic (Fonem)
: Sebuah pengetahuan fonetik mengacu
tentang hubungan symbol-suara dalam bahasa. Sebuah fonem adalah satuan
linguistik terkecil suara, yang dikombinasikan dengan fonem lain untuk
membentuk kata-kata
Teori
:
ü Fonem adalah suatu bunyi terkecil yang dapat membedakan
arti. ( Munandar, Utami. 2001 : 59)
ü Fonetik meneliti bunyi bahasa menurut cara pelafalananya,
dan menurut sifat-sifat akustiknya. ( Verhaar, 1999: 10)
ü Fonologi merupakan salah satu bagian dari tata bahasa, yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya. (Keraf, G dalam Utami Munandar,
2001 : 59)
Contoh
:
-
Ketika bayi
belajar mengoceh atau memanggil mamanya, bayi mencoba mengeluarkan suaranya
meskipun belum terdengar jelas ucapannya hanya dan sebatas kata ma – ma.
-
Ketika bayi
menginginkan sesuatu karena belum mampu mengucapkan sesuatu hanya mengeluarkan
suara berupa tangisan.
b.
Semantic : Pengetahuan semantik mengacu pada label
kata-kata yang menentukan konsep dan juga jaringan semantik, atau skema yang
mewakili keterkaitan antara konsep
Teori
:
ü Semantik adalah komponen bahasa yang menyangkut makna kata
dan kombinasi kata. ( Bernstein dalam Jovita Maria Ferliana, 2014: 176)
ü Dalam usahanya untuk mengerti arti suatu perkataan,
anak-anak harus membuat suatu hipotesis tentang arti kata. Caranya ialah dengan
membuat pemetaan (mapping)
konsep-konsep mereka tentang objek-objek, kejaidan-kejadian, sifat-sifat dan
hubungan-hubungan yang tidak asing bagi mereka ( Clark & Clark dalam Utami
Munandar, 2001: 74)
Contoh
:
-
Ketika ibu
menunjuk seekor anjing dan berkata Bruno, si anak kemudian mengaplikasikan
Bruno untuk semua hewan yang berkaki empat.
-
Ketika anak
mengetahui sebuah benda yang berbentuk bulat adalah bola, kemudian ketika ia
melihat benda yang berbentuk bulat yang ada dalam pikirannya adalah bola.
c.
Syntactic : Tata
bahasa yang mengatur bagaimana kata-kata dikombinasikan untuk membuat kalimat
atau frasa bermakna atau ucapan-ucapan.
Teori
:
ü Sintaksis adalah bagian dari tatabahasa yang membicarakan
struktur frasa dan kalimat (Ramlan dalam Henry Guntur Tarigan, 1983: 3)
ü Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan
kata-kata didalam kalimat. (Verhaar, 2008: 11)
Contoh
:
-
Ketika anak
sudah masuk dalam fase lebih dari satu
kata usia sekitar 18, pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat
sederhana yang terdiri dari dua kata atau lebih (Jovita Maria Ferliana, 2014:15).
Pada fase ini bicara anak sudah mulai sesuai dengan struktur dan mempunyai
makna. “Mama.. aku mau pipis”
-
Ketika anak
sudah mampu bertanya pada ibunya,”Mamah, Papa mana?” . Dalam kalimat tersebut
walaupun masih sangat sederhana, tergabung diantaranya beberapa kata yang
mempunyai makna bahwa anak tersebut sedang mencari papanya.
Analisis
:
d.
Morhphemic : anak-anak
belajar bahwa beberapa kata-kata memiliki makna yang terkait tetapi digunakan
dengan cara yang berbeda dalam pidato dan bahasa tertulis dan memiliki struktur
kata yang berbeda. Sebuah kata terdiri dari satu atau lebih bermakna unit
linguistik. Unit terkecil dari makna dalam bahasa adalah morfem tersebut. Ada dua jenis morfem (a) Morfem
bebas digunakan sendiri sebagai kata-kata (book, house) (b) Morfem terikat
harus melekat pada morfem bebas (s in houses; ly in slowly; ter – dalam
tertidur)
Morfem
terikat terdiri dari dua jenis: derivasi dan infleksi. Morfem derivatif
termasuk prefiks, seperti un- di happy dan akhiran, seperti -ness dalam happiness.
Morfem inflektif yang akhiran ditambahkan untuk mengubah verba tegang,
pluralitas untuk membuat perbandingan, seperti walk – walked, cat – cats.
Teori
:
ü Morfologi adalah struktur kata. Dengan menambahkan afiks pada
kata, maka mengubah makna kata. Struktur morfologi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi ekspresi bahasa beberapa anak sesuai dengan usianya ( Jovita
Maria Ferliana, 2014: 175)
ü Pada kalimat dalam bahasa-bahasa Eropa,
perubahan-perubahan yang terjadi pada kata dalam bentuk infleksi morfologi baru
muncul pada fase diferensiasi (2,5-5 tahun) , ketika anak-anak mulai mengadakan
diferensiasi pada kelas kata dan diferensiasi morfologi ( Utami Munandar, 2001:
76)
Contoh
:
-
Ketika seorang
anak sudah mampu mengucapkan dan membedakan kata “ happy dan unhappy”. Dari
kata tersebut anak
-
Ketika anak
sudah mulai memahami kata mama tidur, mama tertidur. Anak paham bahwa kata “
mama tidur” merupakan hal yang disengaja mama untuk istirahat tidur sedangkan
tertidur memiliki makna bisa jadi sedang bersantai tiba-tiba tertidur (tidakada
rencana untuk tidur)
e.
Pragmatic : Penggunaan
bahasa tertanam dalam konteks sosial-budaya. Melalui interaksi sosial-budaya
kita, kita belajar ketika berbicara; bila tidak berbicara; apa yang harus
dibicarakan dengan siapa; dan ketika di mana dan dengan cara apa untuk
berbicara. Pengetahuan ini atau kesadaran bagaimana menggunakan bahasa yang
berbeda dalam pengaturan dan situasi yang berbeda. Pengetahuan tentang
bagaimana menggunakan bahasa kontribusi untuk komunikasi yang tepat dan
afektif.
Teori
:
ü Pragmatik menyangkut bagaimana bahasa digunakan dalam
komunikasi. Ini merupakan suatu kesadaran bahasa yang menyesuaikan dengan
lingkungan yang berbeda ( pada saat makan, dikelas, tempat bermain) dan untuk
pendengar yang berbeda (seorang bayi, nenek) ( Jovita Maria Ferliana, 2014:
177)
Contoh
:
-
Seorang anak
yang dididik dalam adat keluarga jawa, dirumah diajarkan untuk berbicara dengan
orangtua menggunakan bahasa jawa krama, sedangkan disekolah dengan gurunya ia
terbiasa menggunakan bahasa indonesia. Ketika ia disekolah anak dalam
bertuturkata sadar menggunakan bahasa indonesia seperti saat menyapa gurunya ia
berkata “permisi” dan ketika pulang bertemu dengan orangtuanya ia berkata
“kulonuwun”
-
Ketika ada
seorang yang berasal dari Semarang bercakap pada orang Bandung untuk meminta
“Gedang” yang dimaksud adalah “Pisang” tetapi di daerah “Gedang” adalah
“Pepaya” orang Semarang harus menyesuaikan baha setempat agar ia bisa
mendapatkan apa yang dimaksudkannya.
2.
Apa yang
dimaksud dengan bahasa reseptive dan expresive? Jelaskan dengan contoh pada
anak usia dini ?
Jawab:
-
Bahasa reseptif
adalah bahasa yang diperoleh melalui membaca atau mendengarkan
-
Bahasa expresif
adalah bahasa yang diperoleh melalui berbicara atau menulis, dengan
mengutarakan yang ada dalam pikiran dan perasaan.
Teori
:
ü Myklebust dalam Jovita Maria Ferliana (2014: 17)
mengemukakan bahwa proses pemerolehan bahasa anak melalui mendengar berawal dari adanya pengalaman atau situasi bersama
antara bayi dan ibunya serta orang-orang lain yang berarti bagi anak dalam
lingkungan terdekatnya. Anak tidak diajarkan kara-kata tertentu yang dikuti
dengan arti kata-kata tersebut, melainkan melalui pengalamnnya, anak “belajar”
menghubungkan antara pengalaman dan lambang bahasa yang diperoleh melalui
pendengarannya.
ü Ketika anak sudah mulai memahami hubungan antara
lambang dan bahasa dan benda atau kejadian yang dialaminya, lalu terbentuklah
bahasa reseptif anak melalui
mendengar atau membaca. Setelah bahasa reseptif “mulai terbentuk” anak mulai mengungkapkan
diri melalui kata-kata sebagai awal kemampuan bahasa ekspresif melalui kemampuannya
bercerita atau menulis (Jovita Maria Ferliana, 2014: 17).
Contoh
:
-
Ketika guru
bercerita “Kancil Mencuri Mentimun” anak-anak
mendengarkan cerita dengan seksama. Dalam cerita tersebut anak belajar banyak
kata-kata atau kalimat-kalimat baru. Dengan mendengarkan cerita tersebut anak
memperoleh bahasa (kata, kalimat) melalui mendengarkan cerita.
-
Setelah
mendengarkan cerita anak diminta untuk menceritakan mengenai pengalamannya
dirumah. Misalnya anak menceritakan kegiatannya diwaktu liburan, disini anak
belajar mengekspresikan bahasanya kepada pendengar (teman-teman dan gurunya)
3.
Apa yang
dimaskud dengan dialect diversity dan apa yang menajdi karakteristik dalam
dialog ?
Jawab :
-
Dialect
diversity merupakan keragaman dialek yang didalamnya terdapat variasi bahasa
khusus. Dipengaruhi oleh perbedaan sosial-budaya dan wilayah geografis.
Berkembang dimana sekelompok orang yang berkomunikasi yang sering dalam jangka
waktu yang lama.
-
Karakteristik
dialek :
ü Dicirikan berbeda dengan kelima aspek bahasa ;
fonetik, sintaks, morfem, semantik, pragmatik
ü Bahasa tidak standar, berbeda dari aturan
ü Dialek bahasa mungkin ada perbedaan dalam ejaan,
struktur dan tanda baca
ü Dialek dasar dipahami oleh semua penutur
-
Teori :
Keseragaman
terjadi karena penutur yang heterogen selain itu kegiatan interaksi sosial yang dilakukan
sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atu menyebabkan terjadinya keragaman
bahasa. Keragaman akan semakin bertambah kalu bahasa tersebut digunakan oleh
penutur yang sangat banyak serta dalam wilayah yang sangat luas ( Abdul Chaer
dan Leonie Agustina, 2004: 61).
4.
Apa yang
dimaksud dengan Pidgin Language dan kapan terjadinya Pidgin Language ?
Jawab :
Pidgin Language adalah bahasa yang berkembang untuk
menanggapi interaksi dua kelompok orang yang awalnya tidak pernah bertemu dan
sebelumnya tidak saling berbagi bahasa (Crystal, 1987)
Terjadi saat masa eksplorasi, penjajahan sampai
penyelesaian, dikembangkan antara penduduk asli dan para penjelajah, pedagang
atau pemukim agar tetap terjadi interaksi.
5.
Bagaimana
seorang anak usia dini mendapatkan dua bahasa, berikan analisa!
Jawab :
-
Dibeberapa
rumah, masing-masing orangtua berbicara bahasa yang berbeda dengan anaknya
dengan bahasa satu ( misal Bahasa Inggris) . ketika berada dikelas, ditempat
kakek-nenek atau bahkan ditempat lain anak berbicara dengan bahasa lain (misal
Bahasa Indonesia)
-
Analisa :
Bilingualism
mengacu pada kemampuan seseorang yang dalam menggunakan dua bahasa. Ketika
kemampuannya antara bahasa keduanya sama baiknya dengan bahasa rumah (bahasa
ibu) nya kemungkinan tidak akan terlalu mengganggu dalam kegiatanya, tetapi
perlu diperhatikan pada anak-anak yang yang sedang belajar bahasa kedua pada
tahap permulaan. Pada tahap ini bilingualisme masih pada tahap sederhana dan
tingkat rendah, namun juga menjadi pendorong dan sebagai dasar bilingualsime
selanjutnya. Perlu adanya pelatihan untuk membiasakan penggunaan dwibahasanya.
Karena akan sangat sulit ketika terjadi kasus seorang yg berasal dari Inggris
dengan bahasa ibunya bahasa Inggris yang kemudian pindah ke Indonesia. Dia
harus belajar Bahasa Indonesia agar dapat berkomunikasi dengan teman-temannya,
dari hal tersebut dia akan mendapatkana dua bahasa yaitu bahasa kesatu (bahasa
ibu) bahasa inggris dan bahasa kedua yaitu baha Indonesia.
6.
Apa keuntungan
dan kerugian menjadi bilingualism?
-
Keuntungan :
ü Tingkat metalinguistik lebih tinggi
ü Kesadaran mengenai struktur bahasa lebih awal dan
lebih besar
ü Mempunyai perspektif yang lebih luas
ü Kemampuan sosial yang lebih baik
-
Kerugian
ü Anak-anak akan bingung dalam mengkomunikasikan
keinginannya
ü Terjadi pencampuran bahasa
ü Prestasi anak disekolah menjadi rendah ( saat awal
penggunaan dwi bahasa)
ü Perlu pembiasaan yang lama pada anak yang mempunyai
kecerdasan bahasa yang kurang ( khususnya untuk anak-anak pindahan)
7.
Apa faktor yang
mempelajari SLA ?
-
Karakteristik
peserta didik
ü Usia
ü Kemampuan kognitif
ü Kepribadian
ü Motivasi
ü Percaya diri
ü Kompetensi L2 ( bahasa kedua)
-
Pengaturan
sosial
ü Peran L2 ( bahasa kedua) peserta didik
ü Kehadiran acuan/ referensi kongkrit
ü Sumber model bahasa kedua
-
Masukan
Linguistik
ü Jumlah dan kualitas bahasa target
8.
Apa yang terjadi
pada kelas Imerssi, pengertian imertion , bagaimana pembelajaran yang terjadi
pada kelas immersion ?
-
Immersion :
Kelas yang didalamnya menggunakan bahasa kedua sebagai bahasa perantara.
-
Apa yang terjadi
:
ü Anak dituntut menggunakan bahasa kedua saat dikelas
terkecuali saat pelajaran bahasa pertama,
ü Sebagian besar pembelajaran bahasa pengantarnya
adalah bahasa kedua
-
Bagaimana
pembelajarannya :
ü Anak-anak dikelompokan menurut bahasa pertama mereka
ü Guru harus memiliki kefasihan dalam kedua bahasa
ü Instruksi seni bahasa diberikan dalam bahasa pertama
mereka
ü Intruksi di semua area lain dari kurikulum adalah
dalam bahasa kedua
ü Biasanya tidak ada intruksi resmi dari bahasa kedua
ü Program imersi bervariasi sesuai dengan tingkat
kelas dimana ia diperkenalkan ( mulai TK, kelas 3 atau 4 dll )
9.
Bagaimana
menciptakan kelas yang positif, pilih 5 saja jabarkan dengan analisa, bagaimana
prakteknya dikelas ?
Jawab :
-
Selecting literature from different cultures and
dialects and the classroom. During the past two decades many high quality trade
books have been published on the folktales, legends and customs of diverse
cultures that introduce cultural characters (beatty & pratt 2003) using
diverse literature increases the cultural awareness of students ancourages
acceptance of diversity (delphit 1995) (no1)
Dengan
memilih literatur dari budaya dan dialek yang berbeda untuk dikenalkan didalam
kelas, untuk menumbuhkan kesadaran akan keanekaragaman budaya. Disini anak
dikenalkan beragam dan karakter budaya melalui dongeng, legenda, cerita rakyat.
Contohnya
ketika dikelas anak dibacakan legenda terjadinya “Gunung Perahu”
-
Emphasizing that language use is determined by the
culture in which it is used. Bring examples of the other languages into your
classroom in the form of books, newspapers and other written materials as well
as in songs (no 2 )
Menekankan
penggunaan bahasa diaerah tertentu dimana ia digunakan, dengan membawakan
contoh bahasa lain berupa surat kabar, buku atau lagu.
Contohnya
anak-anak di daerah pedesaan dikenalkan bahasa inggris melalui lagu “Twinkle-Twinkle Little Stars”
-
Modeling a curosity and interest in other language
and dialects. Show your interest in other languages into your classroom. Invite
speakers (such as parents) of other languages to come to your class to share
their language with your students. Encourage children to share their diverse
language knowledge with you and their classmates (no 4)
Menumbuhkan
rasa keinguntahuan anak terhadap bahasa dengan mendatangkan model ( pembicara)
untuk datang keklas dan berbagi dengan anak-anak dikelas.
Contohnya
dengan mendatangkan salah satu orangtua yang memiliki keahlian bahasa Arab
untuk berbagi pengetahuan dengan anak dikelas.
-
Learning basic greetings and espressions in a
variety of languages and dialects. As speakers of those languages in your
classroom to help you with the articulation and inflection. This would a good
opportunity to involve bilingual parenst in your classroom. Teach the greetings
and expressions to your students. Use these greetings and expressions in daily
communication in your classroom orally and writting ( see apendix A for
examples from several language) (no 5)
Menumbuhkan
pengetahuan kebahasaan dengan membiasakan atau menggunakan dalam keseharian.
Contohnya
anak dibiasakan menggunakan salam sapa dalam bahasa inggris setiap hari
dilingkungan sekolah
-
Selecting classroom materials that reflect
diversity, such as ethnic dolls and role playing attire (no 9)
Memberikan
penekanan bahasa melalui bermain peran, melalui boneka
Contohnya
anak diajak bermain peran dengan menggunakan bahasa tertentu, misal bahasa jawa
krama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar