I.
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari dewasa ini banyak orang tua kurang memperhatikan
fase-fase belajar yang dialami
putera-puterinya sehingga sering terjadi salah paham. Terkadang banyak orang tua
menuntut anaknya untuk cepat bisa menguasai ilmu dan ketrampilan. Padahal
setiap anak mempunyai kemampuan dan fase yang kadang berbeda. Juga terkadang
terjadi orang tua kurang tanggap jika
pada usia tertentu anak belum menunjukkan peningkatan dan orang tua sebaik
meninjau memperhatikan sehingga jika terjadi ketidakberesan anak bisa mendapat
penanganan yang lebih baik.
b.
Rumusan
masalah
1.
Apa fase-fase belajar menurut Gagne ?
2.
Apa fase-fase belajar menurut Jerone S. Bruner ?
3.
Apa fase-fase belajar menurut Arno F.
Wittig ?
4.
Apa fase-fase belajar menurut Albert Bandura ?
5.
Apa fase-fase belajar menurut J. Piaget ?
c.
Tujuan
1.
Mengetahui fase-fase menurut Gagne
2.
Mengetahui fase-fase menurut Jerone S. Bruner
3.
Mengetahui fase-fase menurut Arno F. Wittig
4.
Mengetahui fase-fase menurut Albert Bandura
5.
Mengetahui fase-fase menurut J. Piaget
II.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian Belajar
Belajar
adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan
dengan cara mengolah bahan belajar. Dalam belajar tersebut individu menggunakan
ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik makin bertambah baik.
Akibat belajar tersebut maka kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik makin bertambah baik.
b.
Pengertian Proses Belajar
Proses
adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti “jalan ke
depan” . Menurut Chaplin (1972), proses
adalah : Any changein any object or organism, particularly a behavioral or
phycholigal change (Proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut
perubahan tingkah laku atau perubahan jiwa).
c.
Fase-fase Belajar Menurut Para Ahli
Menurut
Gagne
1. Fase pengenalan (apprehending phase)
Pada fase ini siswa memperhatikan
stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut
untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. ini berarti bahwa
belajar adalah suatu proses yang unik pada tiap siswa, dan sebagai akibatnya
setiap siswa bertanggung jawab terhadap belajarnya karena cara yang unik yang
dia terima pada situasi belajar.
2.
Fase perolehan (acqusition phase)
Pada fase ini siswa memperoleh
pengetahuan baru dengan menghubungkan informasi yang diterima dengan
pengetahuan sebelumya. Dengan kata lain pada fase ini siswa membentuk
asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.
3.
Fase penyimpanan (storage phase)
Fase storage atau
retensi adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam
jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi
dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.
4.
Fase pemanggilan (retrieval phase)
Fase retrieval atau recall adalah
fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori.
Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan
hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi
yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas
pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah
dipanggil
Menurut Jerone S. Bruner
Menurut Bruner, dalam prosses
belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:
1.
Tahap informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam
tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan
mengenai materi yang sedang dipelajari.
2.
Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam tahap ini, informasi yang telah
diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan
menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.
3.
Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi,
seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informas yang telah ditransformasikan tadi dapat
dimanfaatkan untuk memahami gejala atau
masalah yang dihadapi.
Menurut Arno F. Wittig
Menurut
Wittig (1981) dalam bukunya Psychology of Learning , setiap proses belajar
selalu berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
1.
Acquicition (tahap
perolehan/penerimaan informasi)
Pada tingkat acquicition seorang siswa mulai menerima
informasi sebagai stimulus
dan melakukan respon terhadapnya, sehingga menimbulkan
pemahaman dan perilaku baru.
2.
Storage (tahap penyimpanan
informasi)
Pada tingkat storage seorang siswa secara otomatis
akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan
perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses acquicition.
3.
Retrieval (tahap mendapatkan
kembali informasi)
Pada tingkatan retrieval seorang siswa akan
mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem
memorinya, msalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan
masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi
kembali apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman
dan perilaku tertentu sebagai respon atau stimulus yang sedang dihadapi.
Menurut Albert Bandura
Menurut bandura (1977), seorang behavioris moderat penemu teori
social learning/observational learning, setiap proses belajar (yang dalam hali
ini terutama belajar social dengan menggunakan model) terjadi dalam urutan tahapan
peristiwa yang meliputi :
1.
Tahap Perhatian (attention phase)
Pada tahap ini para
siswa/peserta didik pada umumnya memusatkan perhatian pada objek materi atau
perilaku model yang lebih menarik terutama karena keunikannya dibanding dengan
materi atau perilaku lain yang sebelumnya telah diketahui.
2.
Tahap Penyimpanan dalam Ingatan
(retention phase)
Pada tahap berikutnya,
informasi berupa materi dan contoh perilaku model itu ditangkap, diproses dan
disimpan dalam memori.
3.
Tahap Reproduksi (reproduction
phase)
Pada tahap reproduksi,
segala bayangan citra mental (imagery) atau kode-kode simbolis yang berisi
informasi pengetahuan dan perilaku yang tersimpan dalam memori diproduksi
kembali.
4.
Tahap terakhir dalan proses
terjadinya peristiwa perilaku belajar adalah tahap penerimaan dorongan yssng
berfungsi sebagai sebagai reinforcemenr, “penguatan” bersemayam segala
informasi dalam memori para peserta didik.
Menurut J.
Piaget
Perkembangan intelektual anak dapat
dibagi menjadi tiga taraf.
1.
Fase pra-operasional, sampai usia 5-6
tahun, masa pra sekolah, jadi tidak berkenaan dengan anak sekolah. Pada taraf
ini ia belum dapat mengadakan perbedaan yang tegas antara perasaan dan motif pribadinya
dengan realitas dunia luar. Karena itu ia belum dapat memahami dasar
matematikan dan fisika yang fundamental, bahwa suatu jumlah tidak berunah bila
bentuknya berubah. Pada taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep
tertentu kepada anak sangat terbatas.
2.
Fase operasi kongkrit, pada taraf ke-2 ini operasi itu “internalized”,
artinya dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu memecahkannya dengan
percobaan dan perbuatan yang nyata; ia telah dapat melakukannya dalam
pikirannya. Namun pada taraf operai kongkrit ini ia hanya dapat memecahkan
masalah yang langsung dihadapinya secara nyata. Ia belum mampu memecahkan
masalah yang tidak dihadapinya secara nyata atau kongkrit atau yang belum
pernah dialami sebelumnya.
3. Fase
operasi formal, pada taraf ini anak itu telah sanggup beroperasi berdasarkan kemungkinan
hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa yang berlangsung dihadapinya
sebelumnya.
III.
KESIMPULAN
Dalam proses belajar terdapat beberapa fase belajar:
1.
Gagne membagi proses belajar
berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:
a.
Fase pengenalan (apprehending phase)
b.
Fase perolehan (acqusition phase)
c.
Fase penyimpanan (storage phase)
d.
Fase pemanggilan (retrieval phase)
2.
Menurut Jerome S. Bruner, dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :
a.
Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b.
Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c.
Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
3.
Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology
of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara
lain :
a.
Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
b.
Storage (tahap penyimpanan informasi)
c.
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
4.
Menurut Bandura (1977),tahapan belajar terjadi
dalam urutan tahapan peristiwa yang meliputi :
a.
Tahap Perhatian (attentional phase )
b.
Tahap Penyimpanan dalam Ingatan (retention
phase)
c.
Tahap Reproduksi (reproductionphase)
d.
Tahap Motivasi (motivation phase)
5.
Menurut penelitan Jean Piaget perkembangan
intelektual anak dapat dibagi menjadi tiga taraf yaitu,
a. Fase
pra-operasional
b. Fase
operasi kongkrit
c. Fase
operasi formal
IV.
DAFTAR
PUSTAKA
Makasih yahh
BalasHapus